26 December 2012

Permainan Tradisional

          Haloo lagi semuanya, kali ini kta bakal nge-bahas tentang permainan tradisional, langsung aja ya, ini dia:

1. Asen Naga
          Permainan Asen Naga adalah sejenis permainan daerah dari komunitas etnis Kutai permainan ini dimainkan secara kelompok terdiri dari 3 sampai 5 orang dalam satu kelompok. Di daerah lain, Asen Naga disebut juga seperti Gobak Sodor, Galah Asin, Slodor dll. Inti dari permainan ini menghadang lawan aga tidak bisa melewati garis ke garis berikutnya sampai garis yang terakhir dilakukan dengan secara bolak balik, untuk meraih kemenangan anggota kelompok harus secara lengkap melakukan permainan ini dengan bolak balik melalui garis tersebut dan tidak mengenai atau tersentuh oleh lawan, kalau saat permainan lengkap satu kelompokdapat melakukan ini maka akan mendapatkan poin 1.
          Apabila didalam permainan ini ada yang tersentuh oleh lawan yang jaga maka permainan akan dilakukan sebaliknya yaitu yang jaga menjadi dijaga, lama permainan ini biasanya dilakukan selama 1 jam, apabila waktu telah habis maka poin dari kedua kelompok akan dihitung.yang paling banyak poinya maka kelompok tersebut yang memenangkan pertandingan tersebut permainan ini biasanya dimainkan dilapangan berukuran 9X5 m yang dibagi menjadi 6 bagian.garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda kapur.
          Anggota kelompok yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan terbagi menjadi 2 yaitu yang menjaga garis batas horizontal dan garis batas vertikal.semua orang yang menjaga harus berusaha menyentuh lawan yang melalui agar dapat juga bermain sebaliknya agar lawan menjaga seperti yang telah mereka lakuakan tadi, ntuk menjaga garis vertikal umumnya 1 orang dan mempunyai akses menjaga keseluruhan garis tersebut sedangkan garis horizantal biasanya dijaga 1 orang per garis, kalau garis ada 3 maka ada 3 yang menjaga garis tersebut.permainan ini sangat mengasyikan dan sekaligus kita berolahraga karena kita harus berjaga dan berlari sangat cepat

2. Begasing
          Begasing merupakan jenis permainan tradisional Kalimantan Timur, baik masyarakat pedalaman maupun masyarakat pesisir pantai. Dalam permainan ini sangat mencerminkan lapisan atau stratifikasi dalam masyarakat. Hal ini dapat kita lihat dalam pengunaan kata haluan (pesuruh), Mentri dan Raja (Meruhum dalam bahasa Kutai). Permainan ini sangat memerlukan kecepatan dan kecermatan serta konsentrasi dari pemain. Permainan ini dilakukan tidak mengenal musim.

Peralatan:
A. Gasing
          Bahan dari kayu keras (ulin atau Benggeris) dengan bentuk : bahagian atas disebut kepala bentuk bulat dengan diameter 1,5 cm, tinggi 2 cm pada bagian puncak dibuatagak miring. Pada bagian tenagah berbentuk bulat dimana semakin ke bawah semakin runcing. Titik pertemuan ini harus pada pertengahan sehingga gasing ini seimbang. Tinggi gaing 10-15 cm. Yang paling penting diperhatikan dalam pembuatan gasing ini adalah keseimbangan antara kepala, badan dan lain-lain.

B. Tali
          Bahan dari kulit kayu Jomok yang diolah dengan cara memukul kulit kayu untuk membuang kulit luar dan kemudian dijemur. Setelah keringkulit kayu dipilih sebesar jari tangan dan biasanya semakin keujung semakin kecil. Panjang tali ini
tergantung besarnya gasing yang akan dipakai. Biasanya1-1,5 meter.

Jalannya Permainan:
          Permainan ini biasanya dilakukan di atas tanah dengan ukuran minimal 4x4m, dimana bisa dilakukan 2,3 atau 4 orang. Masing-masing peserta harus menyediakan peralatan yang dibutuhkan dalam permainan. Permainan ini merupakan permainan anak-anak umur 10 sampai orang dewasa umur 40 tahun.
          Untuk memulai permainan masing-masing pemain akan memutar gasingnya sekuat tenaga dengan cara melilitkan tali pada gasing dimulai dari kepala gasing sampai sekitar perut sehingga tali itu tersisa untuk pegangan. Setelah tali dipasang maka masing-masing pemain akan melepaskan gasingnya dengan cara menarik tali sehingga terlepas dari tanah dan berputar. Palaksanaan pemutaran gasing secara serentak ini disebut "beturai"
          Gasing yang terlebih dahulu berhenti dinyatakan sebagai pihak yang kalah dan dia dinyatakan sebagai haluan. Gasing yang paling terahir berhenti disebut raja sedang nomer dua disebut Mentri. Jika gasing berhenti bersamaan maka hal ini harus diulangi.
          Jika sudah ditentukan masing-masing pemain maka permainan dimulai, dimana pemain haluan terlebih dahuli memutar gasingnya. Sewaktu gasingnya dalam keadaan berputar pemain kedua (mentri) akan memukul gasingnya dengan cara yang sama. Jika gasing haluan tadi kena dan terpelanting sedangkan gasing mentri tetap berputar, maka permainan akan dilanjutkan pemain berikutnya (raja) dimana dia akan memukulkan gasingnya kepada gasing mentri. Kalau gasing raja tadi mengenai gasing mentri sehingga gasing mentri terpelanting dan gasing raja tetap berputar maka permainan akan dilanjutkan seperti diatas.
          Kalau seandainya salah satu pemain sewaktu memukulkan gasingnya tidak mengenai sasaran yang dalam bahasa Kutai disebut Tebut, atau sewaktu memukulkan gasing haluan tetap berputar dan berhenti kemudian maka pemain tadi turun posisinya menjadi haluan. Sedangkan gasing yang sebagai haluan naik jabatannya menjadi mentri.
          Di waktu gasing haluan tadi masih dalam keadaan berputar pemain berikutnya (raja) boleh melakukan pikulan dan kalau mengeni sasaran maka posisi untuk pemain selanjutnya dia tetap menjadi raja. Tetapi kalau tidak mengenai sasaran maka dia akan turun posisinya menjadi mentri.
          Demikian permainan ini berlangsung dimana masing-masing pemain akan silih berganti posisi atau jabatan sehingga pemain yang paling sering akan paling lama menjadi haluan akan dinyatakan sebagai pihak yang kalah.

3. Belogo
          Perlu diketahui Belogo adalah permainan yang dimainkan oleh dua tim (bertanding), masing masing tim berjumlah tiga orang dalam waktu 2x15 menit.
          Alat utama permainan ini adalah tempurung kelapa yang dibentuk mirip layang-layang dengan ukuran 8x7 cm yang disebut Logo. Tiga buah Logo disusun sejajar dengan jarak masing-masing 8 meter antara logo 1 sampai 3.
          Tiga logo yang disusun sejajar itu menjadi target bidikan oleh Pencampak (istilah untuk pemain logo yang akan membidik). Jarak Pencampak dengan Logo 1 yaitu 10 meter.
          Pencampak membidik logo target ( logo 1-3) juga dengan menggunakan logo miliknya sendiri, dengan cara dipukul dengan menggunakan sebatang tongkat kecil dengan panjang kira-kira 30 cm.
          Jika bidikannya mengenai logo 1 maka tim tersebut memperoleh nilai 1, logo 2 nilai 2 dan logo 3 nilai tiga. Kalau tiga orang dalam satu tim itu bidikannya meleset seluruhnya, maka giliran tim lawan yang bermain.Tim Yang terbanyak mengumpulkan nilai keluar sebagai pemenang dalam permainan ini.

4. Cublak Cublak Suweng

          Cara Bermain Cublak-cublak Suweng Permainan ini dimainkan olehbeberapa anak/orang, tetapi minimal tiga orang. Akan tetapi lebih baik antara 6 sampai delapan orang. Tujuan dari permainan ini adalah Pak Empo menemukan anting (suweng) yang disembunyikan seseorang.
          Pada awal permaianan beberapa orang berkumpul dan mengundi/ menentukan salah satu dari mereka untuk menjadi Pak Empo. Biasanya pengundiannya melalui pingsut/encon/undian biasa. Setelah ada yang berperan sebagai pak Empo. Maka mereka semua duduk melingkar. Sedangkan Pak Empo berbaring telungkup di tengah-tengah mereka. Masing-masing orang menaruh telapak tangannya menghadap ke atas di punggung pak Empo.
          Salah seorang dari mereka mengambil kerikil atau benda (benda ini dianggap sebagai anting). Lalu mereka semua bersama-sama menyanyikan cublak-cublak suweng sambil memutar kerikil dari telapak tangan yang satu ke yang lainnya. begitu terus sampai lagu tersebut dinyanyikan beberapa kali (biasanya 2-3 kali).
          Setelah sampai di bait terakhir ...Sir-sir pong dele gosong pak Empo Bangun dan pemain lainnya pura-pura memegang kerikil. Tangan kanan dan kiri mereka tertutup rapat seperti menggenggam sesuatu. Hal ini untuk mengecoh pak Empo yang sedang mencari "suwengnya". Masing-masing pemain mengacungkan jari telunjuk dan menggesek-gesekkan telunjuk kanan dan kiri (gerakannya) persis seperti orang mengiris cabe. Mereka semua tetap menyanyikan Sir-sir pong dele gosong secara berulang-ulang sampai pak Empo menunjuk salah seorang yang dianggap menyembunyikan anting.
          Ketika pak Empo salah menunjuk maka permainan dimulai dari awal lagi (pak Empo berbaring). Dan ketika pak Empo berhasil menemukan orang yang menyembunyikan antingnya maka orang tersebut berganti peran menjadi pak Empo. Permainan selesai ketika mereka sepakat menyelesaikannya.

           Sekian dulu ya, terimakasih ;;)

Angklung

          Haloo semuanya! berjumpa lagii, kali ini kita akan membahas tentang asal-usul angklung, ini dia:



          Angklung baru muncul merujuk pada masa Kerajaan Sunda (abad ke-12 sampai abad ke-16). Asal usul terciptanya musik bambu, seperti angklung berdasarkan pandangan hidup masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari padi (pare) sebagai makanan pokoknya. Hal ini melahirkan mitos kepercayaan terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang Dewi Padi pemberi kehidupan (hirup-hurip). Masyarakat Baduy, yang dianggap sebagai sisa-sisa masyarakat Sunda asli, menerapkan angklung sebagai bagian dari ritual mengawali penanaman padi. Permainan angklung gubrag di Jasinga, Bogor, adalah salah satu yang masih hidup sejak lebih dari 400 tahun lampau.
          Kemunculannya berawal dari ritus padi. Angklung diciptakan dan dimainkan untuk memikat Dewi Sri turun ke bumi agar tanaman padi rakyat tumbuh subur.
         Jenis bambu yang biasa digunakan sebagai alat musik tersebut adalah bambu hitam (awi wulung) dan bambu putih (awi temen). Tiap nada (laras) dihasilkan dari bunyi tabung bambunya yang berbentuk bilah (wilahan) setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga besar.
          Dikenal oleh masyarakat sunda sejak masa kerajaan Sunda, di antaranya sebagai penggugah semangat dalam pertempuran. Fungsi angklung sebagai pemompa semangat rakyat masih terus terasa sampai pada masa penjajahan, itu sebabnya pemerintah Hindia Belanda sempat melarang masyarakat menggunakan angklung, pelarangan itu sempat membuat popularitas angklung menurun dan hanya di mainkan oleh anak- anak pada waktu itu.
          Selanjutnya lagu-lagu persembahan terhadap Dewi Sri tersebut disertai dengan pengiring bunyi tabuh yang terbuat dari batang-batang bambu yang dikemas sederhana yang kemudian lahirlah struktur alat musik bambu yang kita kenal sekarang bernama angklung. Demikian pula pada saat pesta panen dan seren taun dipersembahkan permainan angklung. Terutama pada penyajian Angklung yang berkaitan dengan upacara padi, kesenian ini menjadi sebuah pertunjukan yang sifatnya arak-arakan atau helaran, bahkan di sebagian tempat menjadi iring-iringan Rengkong dan Dongdang serta Jampana (usungan pangan) dan sebagainya.
          Dalam perkembangannya, angklung berkembang dan menyebar ke seantero Jawa, lalu ke Kalimantan dan Sumatera. Pada 1908 tercatat sebuah misi kebudayaan dari Indonesia ke Thailand, antara lain ditandai penyerahan angklung, lalu permainan musik bambu ini pun sempat menyebar di sana.
          Bahkan, sejak 1966, Udjo Ngalagena —tokoh angklung yang mengembangkan teknik permainan berdasarkan laras-laras pelog, salendro, dan madenda— mulai mengajarkan bagaimana bermain angklung kepada banyak orang dari berbagai komunitas.

          Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat berbahasa Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.

Jenis-jenis angklung:
1. Angklung Kanekes
2. Angklung Dogdog Lojor
3. Angklung Gubrag
4. Angklung Badeng
5, Angklung Padaeng
6. Angklung Sarinande
7. Buncis
8. Aruba
9. Arumba
10. Angklung Toel
11. Angklung Sri-Murni

Teknik memaninkan angklung:
          Seseorang tinggal memegang rangkanya pada salah satu tangan (biasanya tangan kiri) sehingga angklung tergantung bebas, sementara tangan lainnya (biasanya tangan kanan) menggoyangnya hingga berbunyi. Dalam hal ini, ada tiga teknik dasar menggoyang angklung:

1. Kurulung (getar), merupakan teknik paling umum dipakai, dimana tangan kanan memegang tabung dasar dan menggetarkan ke kiri-kanan berkali-kali selama nada ingin dimainkan.

2. Centok (sentak), adalah teknik dimana tabung dasar ditarik dengan cepat oleh jari ke telapak tangan kanan, sehingga angklung akan berbunyi sekali saja (stacato).

3. Tengkep, mirip seperti kurulung namun salah satu tabug ditahan tidak ikut bergetar. Pada angklung melodi, teknik ini menyebabkan angklung mengeluarka nada murni (satu nada melodi saja, tidak dua seperti biasanya). Sementara itu pada angklung akompanimen mayor, teknik ini digunakan untuk memainkan akord mayor (3 nada), sebab bila tidak ditengkep yang termainkan adalah akord dominan septim (4 nada).

          Sementara itu untuk memainkan satu unit angklung guna membawakan suatu lagu, akan diperlukan banyak pemusik yang dipimpin oleh seorang konduktor. Pada setiap pemusik akan dibagikan satu hingga empat angklung dengan nada berbeda-beda. Kemudian sang konduktor akan menyiapkan partitur lagu, dengan tulisan untaian nada-nada yang harus dimainkan. Konduktor akan memberi aba-aba, dan masing-masing pemusik harus memainkan angklungnya dengan tepat sesuai nada dan lama ketukan yang diminta konduktor. Dalam memainkan lagu ini para pemain juga harus memperhatikan teknik sinambung, yaitu nada yang sedang berbunyi hanya boleh dihentikan segera setelah nada berikutnya mulai berbunyi.

           Ya itu info tentang angklung, sekian dulu, terimakasih ;;)

25 December 2012

Flying Fox Extreme

          Haiii semua, lama banget ga ketemu yaa, yaudah mending kta langsung ke topik aja yooo, hoho, hari ini kita akan membahas flying fox extreme di dunia, ini dia:

1. Jungle Flight - Thailand
 
          Hutan hujan di Thailand ga hanya bisa dijelajahi namun juga bisa dinikmati dari ketinggian, ini terbukti dengan adanya Jungle Flight. Ada 34 jalur flying fox yang tersedia di Jungle Flight. Ketinggian flying fox Jungle Flight ini mencapai 50 meter dari atas tanah. Serunya, Anda akan meluncur dari salah satu gunung tertinggi di Thailand yaitu Doi Lankah. Nikmati sensasi meluncur di antara pepohonan yang ada di puncak.

2. Dragon's Breath - Haiti
 
          Flying fox Dragon’s Breath yang berada di Haiti, AS menawarkan sensasi meluncur Flying fox dengan pemandangan air laut beserta tepian pantainya. Dragon’s Breath adalah flying fox yang terpanjang di kawasan pesisir Karibia. Panjang jalurnya mencapai 792 meter dan memiliki kecepatan hingga 50 km/jam”waww”. Jika tertantang, anda bisa datang ke Pantai Labadee dan memulai peluncuran dari ketinggian 152 meter di atas laut.

3. Sky Trek - Costa Rica
 
          Hampir sama dengan Jungle Flight di Thailand, Sky Trek di Costa Rica, Amerika. Sky Trek mengajak kalian terbang di atas hutan. Puaskan diri kalian memandangi pepohonan selama meluncur bersama flying fox ini. Jalur ini melintang sepanjang lebih dari 750 meter di antara pepohonan dan memiliki ketinggian 100 meter.

4. Cable Vuelvo - Colombia
 
 
          Taman Nasional Chicamocha di Kolombia, terkenal dengan flying foxnya. Di Cable Vuelo ada 3 jalur fyling fox berbeda yang mengajak anda menikmati pemandangan dari atas.
Dengan flying fox Cable Vuelo ini, anda bisa menikmati pemandangan mengagumkan dari atas hutan kolombia yang masih asri.

5. Skywire - Inggris

          Terdapat berbagai flora yang dikumpulkan dari seluruh dunia di rumah-rumah kaca ini. Atapnya yang tembus pandang dan berbentuk setengah lingkaran merupakan imitasi dari atmosfer bumi. Banyak fasilitas yang sangat canggih dan futuristik, taman ini juga punya area untuk menantang nyali. Cobalah meluncur sepanjang 740 meter dan lihat komplek Taman Eden Project dari atas. Jalur ini membentang di atas area seluas 141 km persegi.

           Sekian dulu yaa, terimakasiih ;;)